Telepon : (0272) 321020 Fax : (0272) 321104
rsupsoeradji_klaten@yahoo.com -

Neuropati Diabetika, Komplikasi Saraf Pada Penderita DM

dr. Adika Mianoki, Sp.S – Neuropati diabetika merupakan kerusakan saraf somatis dan atau saraf otonom yang ditemukan secara klinis atau subklinis yang disebabkan karena Diabetes Mellitus (DM), tanpa adanya penyebab neuropati perifer lainnya. Penyakit ini merupakan salah satu komplikasi dari DM dan sangat mengganggu aktifitas penderita sehari-hari. Keluhan akibat neuropati diabetika ini seringkali membuat tidak nyaman bahkan frustasi pada pasien.

Patofisiologi penyakit ini masih belum sepenuhnya diketahui sehingga kondisi patologisnya belum dapat ditangani secara tuntas. Neuropati diabetika dijumpai pada 50% pasien DM. Gejala yang umum terjadi terutama dijumpai pada anggota gerak bawah secara simestris berupa rasa seperti terbakar, ditusuk, ditikam, kesetrum, disobek, tegang, diikat, alodinia, hiperalgesia, dan disestesia. Keluhan dapat disertai rasa baal seperti memakai sarung tangan, hilang keseimbangan, dan kurang tangkas. Keluhan akan memberat pada malam hari sehingga tidak jarang pasien mengalami gangguan tidur, cemas, dan deprsei yang mengakibatkan kualitas hidup menurun.

Bentuk neuropati diabetika yang tersering adalah polineuropati distal simetri, biasanya kaki lebih berat dari tangan. Insiden komplikasi meningkat sejalan dengan lamanya penyakit dan tingginya hiperglikemia.

Gejala neuropati diabetika terdiri dari :

  1. Gangguan sensorik : yaitu rasa nyeri seperti deskripsi yang dijelaskan di atas.
  2. Gangguan motorik : gangguan koordinasi serta paresis distal atau proksimal antara lain sulit naik tangga, sulit bangkit dari kursi / lantai, terjatuh, sulit bekerja atau mengangkat lengan atas di atas bahu, gerakan halus tangan terganggu, sulit putar kunci, buka toples, ibu jari tertekuk, tersandung, kedua kaki bertabrakan.
  3. Gangguan otonom : gangguan berkeringat, sensasi melayang pada posisi tegak, sinkope saat BAB / BAK / batuk / kegiatan fisik, disfungsi ereksi, sulit orgasme, sulit menahan BAB / BAK, ngompol, anyang-anyangan, ataupun konstipasi. Bisa juga terjadi gangguan koordinasi pupil sehingga sulit adaptasi dalam gelap atau terang.

Penanganan penyakit ini yang utama adalah pengendalian optimal kadar gula darah baik dengan pengaturan makanan maupun pemberian obat-obatan untuk DM.  Untuk gejala nyeri neuropati bisa diberikan obat-obatan baik obat oral berupa anti konvulsan, NSAID, analgetik, antidepresan, maupun obat topikal.

Penanganan non farmakologis di antaranya perawatan kaki yang meliputi :

  • Penggunaan sepatu yang tepat yaitu tidak sempit, nyaman dipakai, dan dipastikan tidak ada tonjolan di dalam sepatu.
  • Jika ada infeksi lokal harus diobati.
  • Menurunkan berat badan.
  • Untuk membantu mengurangi rasa nyeri di kaki : rendam kaki dalam air panas-dingin bergantian selama 10 menit.

 

 

 

 

 

Referensi               :

  1. Buku pedoman Standar Pelayanan Medis (SPM) dan Standar Prosedur Operasional (SPO) Neurologi, PERDOSSI, 2006.
  2. PPK Neurologi Perdossi 2016.
  3. Konsensus Nasional Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri Neuropatik. Kelompok Studi Nyeri Perdossi. 2011.
PHP Code Snippets Powered By : XYZScripts.com
Skip to content