Telepon : (0272) 321020 Fax : (0272) 321104
rsupsoeradji_klaten@yahoo.com -

Obesitas pada Balita… Bagaimana Mencegahnya?

PKRS RSST – Obesitas adalah permasalahan umum pada anak-anak pada masa sekarang ini. Obesitas atau kelebihan berat badan dapat menyebabkan efek negatif untuk kesehatan, menurut WHO, obesitas menyebabkan 10,3% kematian dari seluruh kematian di dunia, dimana angka tersebut menempati peringkat kelima penyebab kematian di dunia.

Obesitas sendiri merupakan keadaan patologis, yaitu terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Sedangkan balita adalah anak usia 1 – 5 tahun. Di tahun 2014 balita di Indonesia mengalami kegemukan (obesitas), yang merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia. (Mutiara Sari, 2015)

Obesitas pada balita yakni anak dengan usia hingga 5 tahun yang mengalami kegemukan yaitu terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan tubuh. Pemantauan berat badannya adalah melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). Apabila grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya berarti kenaikan berat badannya naik atau jika grafik berat badan memotong garis pertumbuhan di atasnya berarti mengalami kenaikan pula. (Mutiara Sari, 2015)

Banyak orang tua merasa senang memiliki balita bertubuh gemuk, mereka beranggapan anak yang gemuk berarti sehat, para orang tua pun membiarkan sang buah hatinya, karena beranggapan anaknya akan berubah menjadi kurus saat dewasa padahal anggapan ini sangat keliru, banyak penelitian menunjukan balita yang mengalami kegemukan atau obesitas memiliki 2/3 atau lebih dari 66% kecenderungannya untuk tetap terkena obesitas meski sudah beranjak dewasa, kegemukan dan obesitas erat kaitannya dengan kelebihan gizi, di Indonesia permasalahan kelebihan gizi makin meningkat dalam kurun waktu beberapa waktu terakhir. (Kartika, 2013)

Kegemukan yang terjadi selama masa kanak-kanak, memiliki konsekuensi medis jangka pendek, meliputi efek yang merugikan terhadap pertumbuhan, dan konsekuensi medis jangka panjang meliputi risiko yang lebih besar untuk terkena hipertensi, diabetes, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit degeneratif lainnya pada masa dewasa. (Musadat, 2010)

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar balita tidak mengalami obesitas :

  1. Berikan asupan makanan sesuai porsi dan frekuensinya tidak berlebihan. Porsi makan yang pas untuk balita adalah :
  • Besarnya adalah ¼ dari porsi makan orang dewasa.
  • Minum jus yang terbuat dari 100% buah asli tidak lebih dari 180 ml per hari.
  • Jika si kecil masih lapar, berikan tambahan berupa sayuran dan buah-buahan yang kaya serat.
  • Biasakan membeli makanan selingan dalam ukuran sekali makan. Jika harus membeli dalam ukuran besar, sajikan pada si kecil dalam wadah terpisah.
  • Susun jadwal makan yang teratur (3x makan besar, 2x makan selingan).
  • Selain mengatur pola makan, kebiasaan makan bersama sekeluarga juga membantu ibu mengawasi asupan nutrisi yang dikonsumsi si kecil.
  1. Biasakan juga si kecil untuk selalu aktif. Ajak si kecil untuk bermain bersama teman-temannya, sehingga ia tetap aktif bergerak, kurangi waktu menonton atau bermain game elektronik karena membuat anak malas untuk aktif bergerak.
  2. Biasakan memiliki jadwal istirahat yang cukup.

Ibu mungkin berpikir bahwa tidur terlalu banyak dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak, tetapi ternyata penelitian membuktikan bahwa tidak cukup tidur malah dapat meningkatkan risiko obesitas. Kurang istirahat dapat mengganggu metabolisme dan membuat anak lebih suka untuk ngemil.

  1. Pentingnya aktivitas fisik pada balita.
  • Anak usia 1-5 tahun dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik selama total 3 jam sepanjang hari, setiap harinya. Lakukan aktivitas ini secara bertahap sepanjang hari, jangan langsung selama 3 jam.
  • Anak usia 1-3 tahun : dianjurkan untuk aktif bergerak lewat permainan-permainan yang aktif, yang di dalamnya termasuk gerakan berlari, melompat, dan memanjat. Mereka juga mulai dapat dilatih untuk melakukan gerakan motorik seperti menendang, menangkap, melempar, memukul, dan berguling-guling. Ibu juga dapat mengajak anak untuk menari bersama agar dia tidak bosan.
  • Anak usia 3-5 tahun : di usia ini, anak sudah bisa melakukan banyak aktivitas. Selain aktivitas-aktivitas seperti anak usia 1-3 tahun di atas, Ibu sudah mulai bisa mengajarinya beraktivitas fisik yang melatih kestabilan dan kemampuan mengontrol gerakan seperti naik sepeda. Ajak si kecil ke taman bermain agar dia bisa beraktivitas fisik sekaligus belajar bersosialisasi dengan teman-teman seusianya. (Hn)

 

 

 

 

 

Referensi               :

  1. Wilda Rezki Pratiwi, Sapriyani. 2018. Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Obesitas pada Balita. Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Sidrap.
  2. Sari Suriani. 2019. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kegemukan pada Balita di Kelurahan Warnasari Kecamatan Citangkil Kota Cilegon. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan Serang.
  3. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI. 2017. Panduan Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS).
  4. http://p2ptm.kemkes.go.id/
PHP Code Snippets Powered By : XYZScripts.com
Skip to content