Telepon : (0272) 321020 Fax : (0272) 321104
rsupsoeradji_klaten@yahoo.com -

Kehamilan di Era New Normal “Bersahabat” dengan COVID-19?

dr. Puska Primi Ardini, Sp.OG (K) – COVID-19 merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus ini ditularkan dari manusia ke manusia. Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu > 380C), batuk, dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare, dan gejala saluran napas lain.

Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi, dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal.

Fakta Seputar Infeksi Virus Corona pada Ibu Hamil

Ibu hamil adalah ibu sehat, tetapi karena kehamilannya itu sesehat-sehatnya ibu hamil, daya tahan tubuhnya akan menurun. Itulah sebabnya meskipun belum banyak penelitian tentang pengaruh Virus Corona terhadap kehamilan, namun perubahan sistem imun yang terjadi pada kehamilan menyebabkan ibu hamil lebih rentan terkena infeksi Virus Corona dan lebih berisiko mengalami gejala penyakit yang berat dan fatal.

Virus yang menyebabkan COVID-19 berasal dari golongan virus yang sama dengan virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle-East Respiratory Syndrome (MERS).  Berdasarkan kejadian yang lalu, ibu hamil dengan SARS atau MERS berisiko lebih tinggi mengalami keguguran atau melahirkan bayi prematur. Kejadian ini mungkin saja dapat terjadi pada ibu hamil dengan COVID-19, meskipun data yang ada masih sangat sedikit.

Sejauh ini, penularan utama Virus Corona adalah melalui percikan air liur pada batuk atau bersin, sehingga penting untuk diperhatikan bagi ibu hamil yang hendak beraktifitas di luar rumah.

Cara Mencegah Infeksi COVID-19 pada Ibu Hamil

  1. Mencuci Tangan

Membiasakan cuci tangan menggunakan air dan sabun dapat mencegah infeksi COVID-19 pada ibu hamil. Mencuci tangan dengan benar dapat membunuh virus dan kuman yang ada di tangan. Setelah itu, keringkan tangan menggunakan tisu, handuk bersih, atau mesin pengering tangan. Jika tidak ada air dan sabun, dapat menggunakan hand sanitizer. Hand sanitizer dengan kadar alkohol minimal 60% cukup efektif untuk membasmi kuman di tangan. Membiasakan diri selalu membawa hand sanitizer atau sabun cair, jika hendak bepergian.

  1. Menjaga Daya Tahan Tubuh

Infeksi COVID-19 pada ibu hamil dapat dicegah dengan meningkatkan daya tahan tubuh, yaitu :

–      Konsumsi makanan sehat, misalnya sayur, buah, dan makanan tinggi protein.

–      Konsumsi multivitamin tambah darah, asam folat, dan kalsium sesuai anjuran dokter.

–      Olah raga ringan dirutinkan 15 – 30 menit perhari.

–      Istirahat yang cukup, dengan tidur rata-rata 8 jam perhari.

–      Selalu mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir.

  1. Menggunakan Masker Saat Bepergian

Ibu hamil disarankan untuk menggunakan masker dimanapun jika bepergian, apalagi saat berada di keramaian dan menjaga jarak kira-kira 1 meter dari orang sekitarnya. Kalau perlu, jika tidak ada urusan penting di luar ,lebih baik tetap di rumah saja.

  1. Memeriksakan Diri ke Dokter

Jadwal pemeriksaan kehamilan selama pandemi COVID-19 melanda bisa jadi akan dibatasi menjadi seminimal mungkin. Namun, jadwal ini tetap akan disesuaikan dengan kondisi ibu hamil dan janin.

Untuk mencegah penularan COVID-19 pada ibu, bayi, dan tenaga kesehatan, Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) mengeluarkan sejumlah rekomendasi untuk penanganan ibu hamil dan ibu bersalin. Untuk penanganan kehamilan, POGI membaginya ke dalam tiga trimester.

  • Pada kehamilan trimester pertama, pemeriksaan antenatal tidak dianjurkan, kecuali dibutuhkan pemeriksaan ultrasonografi bila ada keluhan serta kecurigaan terhadap kejadian kehamilan ektopik.
  • Pada trimester kedua, pemeriksaan antenatal dapat dilakukan melalui telekonsultasi klinis, kecuali dijumpai keluhan atau kondisi gawat darurat.
  • Pada trimester ketiga atau usia kehamilan 37 minggu ke atas, pemeriksaan antenatal harus dilakukan dengan tujuan utama untuk menyiapkan proses persalinan.

Tetapi ada beberapa kondisi gawat darurat yang menyebabkan ibu hamil harus segera melakukan pemeriksaan ke rumah sakit, di antaranya :

  • Muntah hebat
  • Pendarahan
  • Kontraksi atau nyeri perut yang hebat
  • Pecah ketuban
  • Tekanan darah tinggi
  • Nyeri kepala hebat
  • Tidak merasakan gerakan janin
  • Kejang
PHP Code Snippets Powered By : XYZScripts.com
Skip to content