Telepon : (0272) 321020 Fax : (0272) 321104
rsupsoeradji_klaten@yahoo.com -

Congestive Heart Failure (CHF)

dr. Hari Yusti Laksono, Sp.JP – Gagal Jantung Kongestif atau Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kegagalan jantung dalam memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh. Hal ini terjadi karena kelainan pada otot-otot jantung sehingga tidak bisa bekerja secara normal.

Selama ini, gagal jantung digambarkan sebagai kondisi jantung seseorang yang berhenti bekerja, dalam hal ini adalah berhenti berdetak. Padahal, gagal jantung berarti ketidakmampuan jantung dalam memompa darah atau ketidakmampuan jantung memenuhi kuota darah normal yang dibutuhkan tubuh.

Proses Terjadinya Gagal Jantung Kongestif

Jantung memiliki empat ruang yang memiliki tugas masing-masing. Gagal jantung kongestif ada tipe sebelah kiri, kanan, dan campuran. Pada penderita gagal jantung kongestif sebelah kiri, ruang bawah kiri atau ventrikel kiri dari jantung tidak berfungsi dengan baik. Bagian ini seharusnya mengalirkan darah yang optimal ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah arteri.

Karena fungsinya bilik kiri tidak berjalan secara optimal, maka terjadilah peningkatan tekanan pada serambi kiri dan pembuluh darah di sekitarnya. Kondisi ini menciptakan penumpukan cairan di paru-paru (edema). Selanjutnya penumpukan cairan juga dapat terbentuk di organ perut dan kaki. Keadaan ini kemudian mengganggu kinerja ginjal sehingga tubuh mengandung konsentrasi air dan garam lebih banyak dari yang dibutuhkan.

Pada beberapa kasus, penyakit ini bisa juga bukan dikarenakan kegagalan ruang bawah bagian kiri dari jantung dalam memompa darah. Ketidakmampuan ventrikel kiri jantung dalam melakukan relaksasi juga kadang menjadi penyebabnya. Karena tidak mampu melakukan relaksasi, maka terjadilah penumpukan darah saat jantung melakukan tekanan balik.

Seperti Apa Gejala yang Muncul?

Ada beberapa gejala yang menunjukkan bahwa seseorang mengidap gagal jantung kongestif. Meski pada tahap awal gejalanya mungkin tidak akan berdampak kepada kondisi kesehatan secara umum, namun seiring memburuknya kondisi yang diderita, maka gejalanya kian nyata.

Setidaknya ada tiga tahapan gejala yang bisa dilihat pada seorang pengidap gagal jantung kongestif. Yang pertama adalah gejala tahap awal. Pada tahap ini, pasien mengalami :

  • Pembengkakan kaki dan pergelangan kaki.
  • Mudah lelah.
  • Kenaikan berat badan yang signifikan.
  • Makin sering ingin buang air kecil, terutama saat malam hari.

Jika kondisi penderita terus memburuk, muncul beberapa gejala seperti di bawah ini.

  • Denyut jantung tidak teratur.
  • Paru-paru sesak sehingga menyebabkan batuk.
  • Napas berbunyi.
  • Sesak napas karena paru-paru dipenuhi cairan.

Selanjutnya, jika penderita mengalami gejala seperti di bawah ini, maka gagal jantung kongestif bisa dikatakan sudah mencapai kondisi parah.

  • Menjalarnya rasa nyeri di dada melalui tubuh bagian atas, kondisi ini bisa juga menandakan adanya serangan jantung.
  • Kulit menjadi kebiru-biruan karena paru-paru mengalami kekurangan oksigen.
  • Tarikan napas yang pendek dan cepat.
  • Mengalami pingsan.

Bahaya Apa yang Dihadapi Penderita Gagal Jantung Kongestif?

Seseorang yang mengalami gagal jantung kongestif perlu berwaspada terhadap keselamatan hidupnya. Penderita harus segera menjalani pengobatan atau dia akan dihadapkan kepada beberapa risiko gangguan kesehatan lainnya, antara lain :

  •  Aritmia

Aritmia atau gangguan irama jantung dapat diderita oleh pasien gagal jantung kongestif. Salah satunya akibat terjadinya fibrilasi atrium di mana serambi jantung berdetak cepat dan tidak beraturan. Fibrilasi atrium ini dapat menimpa sekitar sepertiga pasien yang menderita gagal jantung kronis. Jika pasien gagal jantung kongestif kemudian menderita aritmia, maka penderita akan berisiko tinggi terkena stroke. Dia juga rentan mengalami penyakit komplikasi, yaitu tromboemboli.

  • Kegagalan Organ Tubuh Lain

Salah satu organ yang bisa mengalami kegagalan fungsi adalah ginjal. Hal ini terjadi karena pada penderita gagal jantung kongestif, aliran darah ke ginjal akan berkurang. Jika tanpa antisipasi atau pengobatan, hal ini akan berujung kepada kerusakan organ ginjal atau gagal ginjal.

  • Kematian Mendadak

Risiko kematian mendadak pada penderita gagal jantung jenis apa saja juga sangat tinggi. Bahkan, kematian mendadak pada penderita gagal jantung bisa terjadi kapan saja, temasuk saat tidur. Terdapat dugaan yang mengaitkan aritmia bilik jatung. Namun hingga saat ini penyebab kematian mendadak pada penderita jantung sering kali masih sulit ditentukan apalagi jika hal tersebut terjadi di luar rumah sakit.

Secara keseluruhan, penyakit gagal jantung kronis, termasuk gagal jantung kongestif, merupakan penyumbang angka kematian yang cukup tinggi. Sekitar 2-3 dari 10 orang yang menderita gagal jantung tingkat awal hingga menengah berakhir meninggal tiap tahunnya. Sementara mereka yang menderita gagal jantung pada tingkat parah, sekitar setengahnya tidak terselamatkan.

PHP Code Snippets Powered By : XYZScripts.com
Skip to content